Menggapai puncak para dewa
Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa dengan ketinggian ± 3.676 meter diatas permukaan laut dan salah satu gunung api yang paling aktif, dalam kurun waktu ± 20 menit sekali mengeluarkan abu vulkanik.
Letaknya berada diantara wilayah Administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang dengan posisi geografis antara 8º06’ LS dan 120º55’ BT. Secara umum keadaan iklim diwilayah gunung Semeru dan sekitarnya termasuk type iklim B (Schmidt & Ferguson) dengan curah hujan antara 927 mm – 5.498 mm pertahun dan hari hujan 136 hari/tahun. Suhu udara di Puncak Mahameru pada bulan-bulan November s/d April berkisar antara 2ºC – 4ºC.
Akses Menuju Gn. Semeru
Untuk menuju titik start pendakian terdapat dua jalur, yaitu dari Senduro (Lumajang) dan dari Tumpang (Malang).
Jalur Tumpang Malang
Pendakian dari arah Tumpang (Malang) merupakan jalur favorit karena ketersediaan akses transportasi dan akomodasi yang mudah.
Transportasi
• Jakarta – Malang
(Data PJKA : update terakhir 3 Februari 2009)
KERETA----------------BERANGKAT---------------DATANG--------------TARIF
Matarmaja (KA 142) 14.12 (Jatinegara) 07.41 (Malang) Ekonomi - Rp. 51.000
Gajayana (KA 32) 17.39 (Jatinegara) 08.44 (Malang) Bisnis – Rp. 300.000
Matarmaja (KA 141) 15.00 (Malang) 08.49 (Jatinegara) Ekonomi - Rp. 51.000
Gajayana (KA 31) 16.25 (Malang) 07.06 (Jatinegara) Bisnis – Rp. 300.000
• Malang – Tumpang (30 menit s/d 1 jam)
Bisa langsung carter angkot ke Tumpang Rp. 100.000 s/d Rp. 150.000 (per mobil) atau bisa juga ke terminal Arjosari dulu baru naik kendaraan umum menuju Tumpang.
• Tumpang – Ranu Pane
Naik Jeep tarif berkisar Rp. 25.000 s/d Rp. 35.000 (per orang)
• Perijinan
- Tiket masuk Rp. 8.000 s/d Rp. 10.000 (per orang)
- Foto Copy KTP (1 lembar)
- Surat Ijin Jalan Kepolisian / Organisasi P. A (lebih baik ada)
Dari Tumpang perjalanan dilanjutkan ke Ranu Pane (naik Jeep) melewati desa Gubuklakah lalu desa Ngadas (Suku Tengger) kemudian desa Jemplang (Bantengan) waktu tempuh dari Tumpang ke Ranu Pane sekitar 4 s/d 5 jam.
• Ranu Pane (2.200 mdpl) – Ranu Kumbolo (2.390 mdpl)
Bagi pendaki yang baru pertama kali mungkin akan bingung menemukan jalur pendakian, dan hanya berputar-putar di Ranu Pane, untuk itu setelah sampai di gapura selamat datang, perhatikan terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.
Jalur awal yang kita lalui landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja tanda ini. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala, sehingga kita harus sering merundukkan.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat batu terjal yang sangat indah.
Kita saksikan pemandangan yang sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju Ranu Kumbolo kita masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 Km.
Sebaiknya beristirahat dan mendirikan tenda apabila tiba di Ranu Kumbolo.
Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan yang sangat indah terutama di pagi hari kita saksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.390 mdpl dengan luas ± 14 Ha. Total waktu tempuh dari Ranu Pane – Ranu Kumbolo sekitar 3 – 4 jam, dengan jarak tempuh sekitar 10 km.
• Ranu Kumbolo (2.390 mdpl) – Pos Kalimati (2.700 mdpl)
Dari Ranu Kumbolo perjalanan diteruskan ke Kalimati. Melewati Tanjakan Cinta, yang merupakan tanjakan yang lumayan memeras tenaga dan diteruskan melewati Savana Oro-Oro Ombo, daerah ini merupakan padang rumput yang luasnya ± 100 Ha berada pada sebuah lembah yang dikelilingi bukit-bukit gundul.
Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan wedus gembel. Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang.
Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 mdpl, disini kita dapat mendirikan tenda untuk beristirahat dan mempersiapkan fisik. Kemudian meneruskan pendakian pada pagi-pagi sekali pukul 01.00 dini hari. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.
Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak ± 1 jam pulang pergi. Di Kalimati banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman. Waktu tempuh dari Ranu Kumbolo – Kalimati sekitar 4 – 5 jam.
• Pos Kalimati (2.700 mdpl) – Arcopodo (2.900 mdpl)
Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati, melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor.
Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya kita akan melewati bukit pasir. Waktu tempuh dari Pos Kalimati – Arcopodo sekitar 2 – 3 jam.
• Arcopodo – Puncak Mahameru (3.676 mdpl)
Dari Arcopodo menuju Puncak Semeru / Puncak Mahameru / Puncak Jonggring Saloko diperlukan waktu 3 - 4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati.
Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 01.00 pagi, karena efektif dalam hal menggunakan air, perjalanan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas. Selain itu untuk menghindari gas beracun yang keluar dari Kawah Jonggring Saloko. Diatas jam 8 pagi angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloko.
Di puncak Mahameru, pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10ºC. Pada puncak musim kemarau minus 0ºC, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering terjadi badai.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September.
• Ranu Kumbolo Via Jalur Ayek-Ayek
Dari desa Ranu Pane perjalanan dimulai dengan melintasi kebun sayuran penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung. Ranu Pane adalah salah satu desa yang dihuni oleh masyarakat suku Tengger, selain desa Ngadas, Cemoro Lawang, Ngadisari, dll. Masyarakat Tengger hidup dengan menanam sayur-sayuran. Di desa Ranu Pane ini air bersih diperoleh dari kran-kran yang di salurkan ke rumah penduduk di siang hari dengan volume air yang sangat kecil. Sehingga di pos pendakian Ranu Pane kadangkala tidak terdapat air bersih di siang hari, namun di malam hari air bersih di pos pendakian berlimpah karena aliran ke rumah penduduk di hentikan di malam hari.
Selanjutnya akan dijumpai sebuah pondok yang dipakai untuk keperluan penghijauan gunung Semeru. Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung. Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali terlihat berada disekitar jalur ini.
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo, kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru menyemburkan asap wedus gembel.
Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap waspada karena rawan longsor. Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis.
Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah. Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk berteduh dari sengatan matahari.
Setelah puas beristirahat perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak melingkar ke arah kiri. Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas. Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan Cilik. Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau yang sangat luas yang disebut Ranu Kumbolo.
• Jalur Senduro (Lumajang)
Jalur ini relative sepi bagi pendakian, karena belum begitu terkenal dikalangan pendaki. Akses transportasi juga masih agak susah dijumpai untuk menuju ke Ranu Pane. Bila kita melawati jalur sini kita bisa menikmati hutan-hutan yang relative masih alami dan tempat persembahyangan agama Hindu yang merupakan pura terbesar di Jawa. Dari Senduro ke Ranu Pane membutuhkan waktu sekitar 2 – 3 jam perjalanan bermotor. Setelah tiba di Ranu Pane perjalanan menuju Puncak Mahameru sama dengan jalur Tumpang (Malang).
Catatan : Sebelum melakukan pendakian ke Gn. Semeru usahakan terlebih dahulu mencari informasi ke Kantor Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jl. Raden Intan No. 6 Malang 65100 Telp. 0341 – 491828 karena pendakian ke Gn. Semeru tidak terus menerus dibuka disebabkan aktivitas kawah yang terus bergejolak atau ada kejadian alam disekitar jalur pendakian.
Ditulis oleh : Apriyanti Lestari
Dari Pengalaman pribadi dan berbagai sumber
Baca juga artikel pendakian yang lain :
1. Pendakian Gunung Karang (1.778 mdpl) - Banten
2. Pendakian Puncak Sejati Gn. Raung (3.344 mdpl) - Banyuwangi
3. Pendakian Gunung Kerinci (3.805 mdpl) - Jambi
4. Pendakian Gunung Leuser (3.119 mdpl) - Aceh Tenggara
5. Pendakian Gunung Agung (3.142 mdpl) - Bali
6. Pendakian Gunung Rinjani (3.726 mdpl) - Lombok
7. Pendakian Gunung Ceremai (3.078 mdpl) - Kuningan
Letaknya berada diantara wilayah Administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang dengan posisi geografis antara 8º06’ LS dan 120º55’ BT. Secara umum keadaan iklim diwilayah gunung Semeru dan sekitarnya termasuk type iklim B (Schmidt & Ferguson) dengan curah hujan antara 927 mm – 5.498 mm pertahun dan hari hujan 136 hari/tahun. Suhu udara di Puncak Mahameru pada bulan-bulan November s/d April berkisar antara 2ºC – 4ºC.
Akses Menuju Gn. Semeru
Untuk menuju titik start pendakian terdapat dua jalur, yaitu dari Senduro (Lumajang) dan dari Tumpang (Malang).
Jalur Tumpang Malang
Pendakian dari arah Tumpang (Malang) merupakan jalur favorit karena ketersediaan akses transportasi dan akomodasi yang mudah.
Transportasi
• Jakarta – Malang
(Data PJKA : update terakhir 3 Februari 2009)
KERETA----------------BERANGKAT---------------DATANG--------------TARIF
Matarmaja (KA 142) 14.12 (Jatinegara) 07.41 (Malang) Ekonomi - Rp. 51.000
Gajayana (KA 32) 17.39 (Jatinegara) 08.44 (Malang) Bisnis – Rp. 300.000
Matarmaja (KA 141) 15.00 (Malang) 08.49 (Jatinegara) Ekonomi - Rp. 51.000
Gajayana (KA 31) 16.25 (Malang) 07.06 (Jatinegara) Bisnis – Rp. 300.000
• Malang – Tumpang (30 menit s/d 1 jam)
Bisa langsung carter angkot ke Tumpang Rp. 100.000 s/d Rp. 150.000 (per mobil) atau bisa juga ke terminal Arjosari dulu baru naik kendaraan umum menuju Tumpang.
• Tumpang – Ranu Pane
Naik Jeep tarif berkisar Rp. 25.000 s/d Rp. 35.000 (per orang)
• Perijinan
- Tiket masuk Rp. 8.000 s/d Rp. 10.000 (per orang)
- Foto Copy KTP (1 lembar)
- Surat Ijin Jalan Kepolisian / Organisasi P. A (lebih baik ada)
Dari Tumpang perjalanan dilanjutkan ke Ranu Pane (naik Jeep) melewati desa Gubuklakah lalu desa Ngadas (Suku Tengger) kemudian desa Jemplang (Bantengan) waktu tempuh dari Tumpang ke Ranu Pane sekitar 4 s/d 5 jam.
• Ranu Pane (2.200 mdpl) – Ranu Kumbolo (2.390 mdpl)
Bagi pendaki yang baru pertama kali mungkin akan bingung menemukan jalur pendakian, dan hanya berputar-putar di Ranu Pane, untuk itu setelah sampai di gapura selamat datang, perhatikan terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.
Jalur awal yang kita lalui landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja tanda ini. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala, sehingga kita harus sering merundukkan.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat batu terjal yang sangat indah.
Kita saksikan pemandangan yang sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju Ranu Kumbolo kita masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 Km.
Sebaiknya beristirahat dan mendirikan tenda apabila tiba di Ranu Kumbolo.
Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan yang sangat indah terutama di pagi hari kita saksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.390 mdpl dengan luas ± 14 Ha. Total waktu tempuh dari Ranu Pane – Ranu Kumbolo sekitar 3 – 4 jam, dengan jarak tempuh sekitar 10 km.
• Ranu Kumbolo (2.390 mdpl) – Pos Kalimati (2.700 mdpl)
Dari Ranu Kumbolo perjalanan diteruskan ke Kalimati. Melewati Tanjakan Cinta, yang merupakan tanjakan yang lumayan memeras tenaga dan diteruskan melewati Savana Oro-Oro Ombo, daerah ini merupakan padang rumput yang luasnya ± 100 Ha berada pada sebuah lembah yang dikelilingi bukit-bukit gundul.
Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan wedus gembel. Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang.
Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 mdpl, disini kita dapat mendirikan tenda untuk beristirahat dan mempersiapkan fisik. Kemudian meneruskan pendakian pada pagi-pagi sekali pukul 01.00 dini hari. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.
Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak ± 1 jam pulang pergi. Di Kalimati banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman. Waktu tempuh dari Ranu Kumbolo – Kalimati sekitar 4 – 5 jam.
• Pos Kalimati (2.700 mdpl) – Arcopodo (2.900 mdpl)
Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati, melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor.
Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya kita akan melewati bukit pasir. Waktu tempuh dari Pos Kalimati – Arcopodo sekitar 2 – 3 jam.
• Arcopodo – Puncak Mahameru (3.676 mdpl)
Dari Arcopodo menuju Puncak Semeru / Puncak Mahameru / Puncak Jonggring Saloko diperlukan waktu 3 - 4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati.
Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 01.00 pagi, karena efektif dalam hal menggunakan air, perjalanan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas. Selain itu untuk menghindari gas beracun yang keluar dari Kawah Jonggring Saloko. Diatas jam 8 pagi angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloko.
Di puncak Mahameru, pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10ºC. Pada puncak musim kemarau minus 0ºC, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering terjadi badai.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September.
• Ranu Kumbolo Via Jalur Ayek-Ayek
Dari desa Ranu Pane perjalanan dimulai dengan melintasi kebun sayuran penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung. Ranu Pane adalah salah satu desa yang dihuni oleh masyarakat suku Tengger, selain desa Ngadas, Cemoro Lawang, Ngadisari, dll. Masyarakat Tengger hidup dengan menanam sayur-sayuran. Di desa Ranu Pane ini air bersih diperoleh dari kran-kran yang di salurkan ke rumah penduduk di siang hari dengan volume air yang sangat kecil. Sehingga di pos pendakian Ranu Pane kadangkala tidak terdapat air bersih di siang hari, namun di malam hari air bersih di pos pendakian berlimpah karena aliran ke rumah penduduk di hentikan di malam hari.
Selanjutnya akan dijumpai sebuah pondok yang dipakai untuk keperluan penghijauan gunung Semeru. Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung. Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali terlihat berada disekitar jalur ini.
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo, kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru menyemburkan asap wedus gembel.
Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap waspada karena rawan longsor. Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis.
Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah. Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk berteduh dari sengatan matahari.
Setelah puas beristirahat perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak melingkar ke arah kiri. Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas. Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan Cilik. Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau yang sangat luas yang disebut Ranu Kumbolo.
• Jalur Senduro (Lumajang)
Jalur ini relative sepi bagi pendakian, karena belum begitu terkenal dikalangan pendaki. Akses transportasi juga masih agak susah dijumpai untuk menuju ke Ranu Pane. Bila kita melawati jalur sini kita bisa menikmati hutan-hutan yang relative masih alami dan tempat persembahyangan agama Hindu yang merupakan pura terbesar di Jawa. Dari Senduro ke Ranu Pane membutuhkan waktu sekitar 2 – 3 jam perjalanan bermotor. Setelah tiba di Ranu Pane perjalanan menuju Puncak Mahameru sama dengan jalur Tumpang (Malang).
Catatan : Sebelum melakukan pendakian ke Gn. Semeru usahakan terlebih dahulu mencari informasi ke Kantor Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jl. Raden Intan No. 6 Malang 65100 Telp. 0341 – 491828 karena pendakian ke Gn. Semeru tidak terus menerus dibuka disebabkan aktivitas kawah yang terus bergejolak atau ada kejadian alam disekitar jalur pendakian.
Ditulis oleh : Apriyanti Lestari
Dari Pengalaman pribadi dan berbagai sumber
Baca juga artikel pendakian yang lain :
1. Pendakian Gunung Karang (1.778 mdpl) - Banten
2. Pendakian Puncak Sejati Gn. Raung (3.344 mdpl) - Banyuwangi
3. Pendakian Gunung Kerinci (3.805 mdpl) - Jambi
4. Pendakian Gunung Leuser (3.119 mdpl) - Aceh Tenggara
5. Pendakian Gunung Agung (3.142 mdpl) - Bali
6. Pendakian Gunung Rinjani (3.726 mdpl) - Lombok
7. Pendakian Gunung Ceremai (3.078 mdpl) - Kuningan
0 comments:
Post a Comment